Total Tayangan Halaman

Kamis, 01 November 2012

Menyikapi Konflik Jokowi vs Bibit



 Pemberitaan Media: Jokowi vs Bibit



Joko widodo (Jokowi) dan Bibit Waluyo adalah dua orang pemimpin daerah yang berapa waktu terakhir mendapat sorotan publik. Adegan terakhir yang menjadi pemberitaan hampir di seluruh media massa adalah ketika jokowi mencium tangan bibit waluyo saat hari pelantikan Wakil Walikota Solo menjadi Walikota Solo yang baru. Kedua sosok tersebut oleh media digambarkan dua tokoh yang kontra. Jokowi yang terkenal dengan mobil esemka adalah sosok pemimpin yang merakyat, rendah hati. Bibit waluyo digambarkan pemimpin yang angkuh, ceplas-ceplos atau dalam istilah jawanya tanpo tedhing aling-aling. Pemberiitaan media ini akhirnya membentuk persepsi masyarakat terhadap kedua tokoh tersebut.  Kedua pejabat daerah tersebut sebelumnya memang pernah terlibat konflik, berkaitan dengan status bangunan saripetejo. Keinginan Bibit Waluyo yang juga Gubernur Jawa Tengah untuk menjadikan seripetejo menjadi sebuah pertokoan modern (mall), mendapat pertentangan dari Jokowi selaku Walikota Solo. Jokowi menganggap kawasan saripetejo adalah benda cagar budaya sehingga pembangunan mall dianggap kurang tepat. Selain itu, tentu akan membunuh pedagang kecil di sekitar kawasan tersebut. Konflik mencapai klimaknya ketika bibit mengatakan bahwa "Wali Kota Solo itu bodoh, kebijakan Gubernur kok ditentang. Namun pernyataan Bibit tersebut direspon santai oleh Jokowi. “Memang dari dulu saya itu bodoh. Saya juga heran kenapa rakyat memilih orang bodoh jadi wali kota dua periode," katanya enteng.
Konflik kedua tokoh tersebut memang sangat disayangkan. Tetapi bila kita amati lebih dalam konflik kedua tokoh tersebut hanya masalah komunikasi. Namun pemberitaan media yang terus menerus menjadikan konflik kedua tokoh tersebut seolah-olah menjadi besar dan belum berakhir hingga sekarang. Disadari atau tidak media berperan besar dalam hal itu. Secara pribadi penulis berpendapat kedua pemimpin tersebut adalah dua orang tokoh terbaik yang dimiliki Jawa tengah saat ini. Jokowi dengan segudang inovasinya menjadikan Kota Solo sebagai kota yang ramah, bersih dan dikenal hingga seantero nusantara bahkan internasional. Demikian pula Jawa Tengah dibawah kepemimpinan Bibit Waluyo dengan segudang keberhasilannya menjadikan Jawa Tengah berhasil memperoleh penghargaan nasioanal seperti provinsi dengan ketahanan pangan terbaik. Perlu digarisbawahi seorang pemimpin tentu memiliki gaya khas kepemimpinannya sendiri-sendiri.Kita perlu menyadari itu, sehingga kita tidak mudah terombang ambing pemberitaan media yang akhirnya kita disibukkan dnegan hal yang kurang mendidik.  Selamat atas keberhasilan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar